Minggu, 08 Januari 2012

Alloy, Alotropi dan Amorf

Alloy

Alloy disebut juga lakur yaitu kombinasi, dalam larutan atau senyawa, dua atau lebih elemen, dan paling tidak salah satunya adalah logam, dan hasilnya memiliki properti metalik. Aloi dengan dua komponen disebut alloy binari; 3 komponen disebut alloy ternari; 4 komponen disebut alloy quaternari. Hasilnya adalah zat metalik dengan sifat berbeda dari komponennya.

Alloy biasanya didesain untuk memiliki sifat yang lebih menguntungkan dibanding dengan komponennya. Misalnya, baja lebih kuat dari besi, salah satu elemen utamanya, dan kuningan lebih tahan lama dari tembaga, tapi lebih menarik dari seng. Contoh alloy yaitu ; amalgam, kuningan, perunggu, duralumin, electrum, intermetallics, Mu-metal, pewter, solder, spiegeleisen, stainless steel, steel dan lain sebagainya.

Alotrop

Alotropi (Gr. allos, other, and tropos, manner) or alotropisme adalah perilaku yang diperlihatkan oleh beberapa unsur kimia. Unsur-unsur seperti ini dapat ditemukan dalam dua bentuk atau lebih, yang dikenal sebagai allotrop unsur tersebut. Pada tiap alotrop, atom-atom unsur tersebut terikat dalam bentuk yang berbeda-beda. Alotrop adalah modifikasi struktural yang berbeda-beda dari sebuah unsur.

Sebagai contoh unsur karbon memiliki dua alotrop umum: intan, yang terdiri atas atom karbon yang terikat bersama-sama dalam susunan kisi tetrahedral, dan grafit, yang terdiri atas atom karbon yang terikat dalam lembaran-lembaran kisi heksagonal.


Intan dan grafit adalah dua alotrop karbon: bentuk murni dari unsur yang sama tapi berbeda dalam struktur.


Amorf


Amorf dapat diartikan sebagai senyawa yang tidak jelas bentuknya, atau tidak memiliki bentuk geometri tertu. Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak mirip dengan padatan kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul di keseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar kita-gelas, karet dan polietena memiliki keteraturan sebagian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar